Perencanaan yang baik
diperlukan dalam setiap pelaksanaan pembangunan, yang dilakukan oleh pemerintah
desa bersama-sama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Perencanaan yang meliputi perencanaan jangka panjang, menengah, maupun pendek
sangat diperlukan agar pembangunan dapat berjalan pada jalur yang tepat.
Mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan, sebagai pedoman desa dalam melaksanakan proses perencanaan yang lebih maksimal, antara Pemerintahan desa bersama masyarakat.
sebagai langkah awal Kepala Desa Sumberdalem Rahmat, S.E, membentuk Tim perumus RPJMDes Desa Sumberdalem yang di selenggarakan Senin, 1 Februari 2016 di Balaidesa, yang di ikuti oleh pemerintah desa dan lembaga, sehingga terbentuk 14 orang yang terdiri dari unsur Pemerintahan desa, perwakilan lembaga desa, Tokoh Masyarakat dan Tokoh perempuan yang masing-masing mewakili dari dusun/dukuhan dalam proses penyerapan aspirasi atau usulan.
Setelah di tetapkan oleh Kepala Desa sebagai tim perumus RPJMDes yang di pimpin oleh Sekretaris desa, mengawali sidang/pertemuan yang pertama dengan agenda persiapan dan perencanaan dalam memunculkan ide/gagasan masyarakat yang akan menjadi usulan kegiatan, dan jadwal agenda kegiatan dari perencanaan sampai pembuatan dokumen RPJMDes tahun 2016 s/d 2020, yang menjadi pedoman Pemerintah Desa, dalam melaksanakan pembangunan lima tahun kedepan.
Minggu, 28 Februari 2016
Selasa, 23 September 2014
OBSERVASI MENUJU PROGRAM KERJA KKN
Dinginnya suasana pagi, mengawali langkah para Mahasiswa KKN
Uiversitas Negeri Semarang (UNNES) mengawali kehadirannya Di Desa Sumberdalem,
dengan kegiatan Observasi menyisir lokasi desa, dari mulai batas wilayah,
hingga lahan potensi yang ada di desa, tempat usaha dan para pengelola usaha
kecil juga disambangi, untuk bisa melihat langsung kegiatan perekonomian,
karena akan menjadi target program Kerja selama kegiatan KKN di Desa
Sumberdalem, 5 Mahasiswa yang di
kordinir oleh Whisnu Elianto, dari jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNNES, bersama Kades dan Perangkat Desa berkordinasi, dalam penyusunan Program Kerja
KKN untuk dilaksanakan dari tanggal 8 September s/d 22 Oktober 2014, sebagai kegiatan
Pengabdian Masyarakat yang ditugaskan oleh pihak Universitas.
Pos Daya (Pos Pemberdayaan Keluarga) sebagai tema atau
konsep dalam penyusunan Program kerja yang meliputi Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang
Lingkungan dan Bidang Ekonomi maka perlu di bentuk Struktural Kepengurusan Pos
Daya, dari Pihak Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Sumberdalem, untuk melanjutkan
Program Pos Daya yang sudah dirintis oleh KKN.
Banyak rencana terkait program kerja yang akan disusun, karena melihat potensi yang ada di Sumberdalem,
yang di dominasi oleh program Ekonomi,
adanya potensi Home industry dan potensi pertanian, seperti komoditas
selada air (Kenci) yang banyak tumbuh di lahan pertanian masyarakat, tak lepas
dari itu juga banyaknya kolam ikan di setiap dusun juga menjadi perhatian para
mahasiswa karena banyak ikan yang di budidaya oleh masyarakat dan terbanyak
adalah komuditas ikan Brascap.
Observasi dilaksanakan selama 3 hari sebagai
awal kegiatan setelah mereka di terima oleh Kepala Desa Rahmat, S.E dan
Perangkat Desa dan di tempatkan ke Posko yang sudah di sediakan oleh pihak
desa, “Selamat datang para adik-adik KKN dari Unnes semoga bisa kerasan di desa
Sumberdalem dan selamat melaksanakan kegiatan yang akan di programkan” sambut Kepala
desa dalam penyambutan dan acara Ramah Tamah di Balai Desa Sumberdalem.
Rabu, 10 September 2014
Menekuni Kerajinan Wayang Kulit
Arus
globalisasi dan digitalisasi yang semakin deras dewasa ini membuat
nilai-nilai tradisi semakin terpinggirkan. Tak mengherankan apabila
semakin banyak generasi muda yang lupa akan akar tradisinya sendiri yang terlena dengan budaya-budaya barat yang sudah merebak sampai pelosok desa.
Hal itu sepertinya tak berlaku bagi Untung Suprapto (62 th) dan keluarganya, Warga dusun Sambon RT 08 RW 06, Desa Sumberdalem, Kecamatan Kertek ini telah dengan 4 anak ini bertahun-tahun menekuni profesi sebagai pembuat wayang kulit.” Saya mulai membuat wayang sejak tahun ’1967,” ungkapnya sembari memegang wayang yang sedang dalam proses pembuatan.
Berasal dari keluarga seniman membuat Untung tetarik untuk mempelajari dan mewarisi pembuatan wayang kulit.”Awalnya saya hanya membantu orangtua memahat, namun lama kelamaan saya tertarik untuk mempelajari pembuatan wayang,”tutur Untung.
Hanya dibantu oleh buku berjudul “Pedoman Wayang Solo” terbitan tahun 1813-selebihnya dilakukan secara otodidak-, Untungpun mulai mencoba untuk membuat wayang dan memahami segala jenis bentuk tokoh wayang. Untuk benar-benar menguasai teknik pembuatan wayang, Untung memerlukan waktu 12 tahun trial and error, sebab menurutnya tiap tokoh wayang memiliki kekhasan sendiri disamping harus menyesuaikan pakem masing-masing daerah seperti wayang Mataraman, Banyumasan, Kedu, dan Surakarta.
Dalam membuat wayang kulit diperlukan ketelitian dan kesabaran yang ekstra karena dibutuhkan sedikitnya 10 kali proses dalam pembuatan 1 karakter wayang. Tak heran apabila dalam membuat 1 tokoh wayang saja dibutuhkan waktu 6-10 hari. Harga 1 tokoh wayangpun sangat bervariasi tergantung dari tingkat kesulitannya. Harga wayang kulit buatan Untung ini dibanderol antara 400 ribu hingga 1,5 juta rupiah.
Kini Untung tak sendiri, bersama dengan salah seorang anaknya, Djito Hermansyah (26), bapak 5 orang anak ini bahu membahu untuk membuat kerajinan wayang kulit dan memberikan nama Rangga geni sebagai sanggar dan mengajak pemuda yang berminat dan terkesan dengan pembuatan wayang. Pemesannya pun tak tanggung-tanggung, mulai dari orang awam, kolektor sampai dengan dalang kondang seperti Sukoco dan lainya yang pernah memesan wayang kulit buatan Untung.
Tak hanya wayang, dirumah sekaligus bengkel seninya, berbagai kerajinan seperti patung, topeng, hiasan dinding, lukisan serta berbagai perlengkapan penari bisa dibuat Untung. Kualitasnyapun tak kalah dengan hasil kerajinan dan pahatan dari daerah lain dan menerima undangan untuk melukis di dinding atau lainnya dan juga pembuatan taman rumah bernuansa alam.
Pembuatan wayang kulit yang digeluti Untung dan keluarganya ini bukannya tak menemui kendala. Kendala permodalan dan juga semakin berkurangnya penggemar wayang kulit seringkali membuat usaha keluarga ini tersendat,”Jumlah pemesan kerajinan terutama wayang kulit, kami rasakan setiap tahun semakin berkurang,”ungkap pria asli Wonosobo ini.
Hal ini diperparah dengan tidak pernah dilakukannya promosi secara intensif, ”Promosi yang kami lakukan baru sebatas getok tular di kalangan perajin dan budayawan, bahkan kamipun belum pernah diikutkan dalam acara pameran maupun ekspo baik ditingkat lokal maupun luar daerah,”ungkap Untung.
“Kami berharap agar ada perhatian lebih bagi para perajin wayang kulit seperti kami agar nantinya budaya-budaya adiluhung seperti wayang kulit ini tidak hilang ditelan jaman,”pungkasnya.
Kegigihan Untung dan keluarganya yang tetap mempertahankan tradisi ditengah-tengah arus perubahan zaman yang semakin ganas ini patut diacungi jempol. Tak banyak yang bisa diperbuat memang, namun paling tidak nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi masyarakat kita dapat terus terjaga.
Hal itu sepertinya tak berlaku bagi Untung Suprapto (62 th) dan keluarganya, Warga dusun Sambon RT 08 RW 06, Desa Sumberdalem, Kecamatan Kertek ini telah dengan 4 anak ini bertahun-tahun menekuni profesi sebagai pembuat wayang kulit.” Saya mulai membuat wayang sejak tahun ’1967,” ungkapnya sembari memegang wayang yang sedang dalam proses pembuatan.
Berasal dari keluarga seniman membuat Untung tetarik untuk mempelajari dan mewarisi pembuatan wayang kulit.”Awalnya saya hanya membantu orangtua memahat, namun lama kelamaan saya tertarik untuk mempelajari pembuatan wayang,”tutur Untung.
Hanya dibantu oleh buku berjudul “Pedoman Wayang Solo” terbitan tahun 1813-selebihnya dilakukan secara otodidak-, Untungpun mulai mencoba untuk membuat wayang dan memahami segala jenis bentuk tokoh wayang. Untuk benar-benar menguasai teknik pembuatan wayang, Untung memerlukan waktu 12 tahun trial and error, sebab menurutnya tiap tokoh wayang memiliki kekhasan sendiri disamping harus menyesuaikan pakem masing-masing daerah seperti wayang Mataraman, Banyumasan, Kedu, dan Surakarta.
Dalam membuat wayang kulit diperlukan ketelitian dan kesabaran yang ekstra karena dibutuhkan sedikitnya 10 kali proses dalam pembuatan 1 karakter wayang. Tak heran apabila dalam membuat 1 tokoh wayang saja dibutuhkan waktu 6-10 hari. Harga 1 tokoh wayangpun sangat bervariasi tergantung dari tingkat kesulitannya. Harga wayang kulit buatan Untung ini dibanderol antara 400 ribu hingga 1,5 juta rupiah.
Kini Untung tak sendiri, bersama dengan salah seorang anaknya, Djito Hermansyah (26), bapak 5 orang anak ini bahu membahu untuk membuat kerajinan wayang kulit dan memberikan nama Rangga geni sebagai sanggar dan mengajak pemuda yang berminat dan terkesan dengan pembuatan wayang. Pemesannya pun tak tanggung-tanggung, mulai dari orang awam, kolektor sampai dengan dalang kondang seperti Sukoco dan lainya yang pernah memesan wayang kulit buatan Untung.
Tak hanya wayang, dirumah sekaligus bengkel seninya, berbagai kerajinan seperti patung, topeng, hiasan dinding, lukisan serta berbagai perlengkapan penari bisa dibuat Untung. Kualitasnyapun tak kalah dengan hasil kerajinan dan pahatan dari daerah lain dan menerima undangan untuk melukis di dinding atau lainnya dan juga pembuatan taman rumah bernuansa alam.
Pembuatan wayang kulit yang digeluti Untung dan keluarganya ini bukannya tak menemui kendala. Kendala permodalan dan juga semakin berkurangnya penggemar wayang kulit seringkali membuat usaha keluarga ini tersendat,”Jumlah pemesan kerajinan terutama wayang kulit, kami rasakan setiap tahun semakin berkurang,”ungkap pria asli Wonosobo ini.
Hal ini diperparah dengan tidak pernah dilakukannya promosi secara intensif, ”Promosi yang kami lakukan baru sebatas getok tular di kalangan perajin dan budayawan, bahkan kamipun belum pernah diikutkan dalam acara pameran maupun ekspo baik ditingkat lokal maupun luar daerah,”ungkap Untung.
“Kami berharap agar ada perhatian lebih bagi para perajin wayang kulit seperti kami agar nantinya budaya-budaya adiluhung seperti wayang kulit ini tidak hilang ditelan jaman,”pungkasnya.
Kegigihan Untung dan keluarganya yang tetap mempertahankan tradisi ditengah-tengah arus perubahan zaman yang semakin ganas ini patut diacungi jempol. Tak banyak yang bisa diperbuat memang, namun paling tidak nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi masyarakat kita dapat terus terjaga.
Kamis, 10 November 2011
Monitoring ADD Tahun 2011
9/11/2011, Demi tertibnya sebuah
administrasi Pertanggung jawaban keuangan dalam penggunaan Alokasi Dana Desa tahun 2011 Desa Sumberdalem Kecamatan Kertek
yang dicairkan dua kali tahapan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo , bulan mei
2011 turun dana tahap yang pertama dan telah dilaksanakan sesuai pos anggaran yang
tercantum dalam RPD APBDes Th Anggaran 2011 di adakan Evaluasi yang
dilaksanakan oleh Kecamatan Kertek (Tim Monitoring ADD) Hal itu berkaitan erat
dengan pelaksanaan program-program pembangunan yang dibiayai oleh ADD.
"Untuk evaluasi meliputi administrasi, peng-SPJ-an dan juga fisik proyek bagi kegiatan pembangunan infrastruktur."ungkap Kasi Pemerintahan Kecamatan Kertek, Tukirman sebagai TIM III yang didampingi oleh Nuning Isdiati.
Untuk pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari penelitian SPJ Tahap I yang telah di buat Tim pengelola keuangan desa Sumberdalem agar sesuai dengan rencana dan pembelanjaannya juga kegiatan yang telah terdanai sudah dilaksanakan dari bidang Ekonomi kerakyatan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sampai dengan kegiatan Insfrastrukturnya juga di cek sampai lokasi kegiatan.
Evaluasi yang diadakan secara periodik ini bertujuan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan yang didanai oleh ADD baik bidang fisik infrastruktur maupun bidang pemberdayaan masyarakat. Disamping itu juga untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan dalam penggunaan Alokasi Dana Desa. "kami mengharapkan pengelolaan ADD pada tahun ini tidak menyisakan masalah dan tepat sasaran," imbuh Tukirman.
Dalam evaluasi yang berlangsung hari Selasa (8/11) lalu ini sumberdalem secara keseluruhan sudah dalam kategori baik walau masih ada sedikit kekurangan dan tidak ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan pengelolaan ADD, apabila sampai bulan Oktober belum menyetorkan SPJ ADD tahap I. Keterlambatan itu dapat menyebabkan desa mendapatkan penalti berupa pengurangan jatah ADD sebesar 15% pada tahap berikutnya.
"Kami masih terus membina desa yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan SPJnya mengingat tahun anggaran yang sudah hampir berakhir," pungkasnya.
"Untuk evaluasi meliputi administrasi, peng-SPJ-an dan juga fisik proyek bagi kegiatan pembangunan infrastruktur."ungkap Kasi Pemerintahan Kecamatan Kertek, Tukirman sebagai TIM III yang didampingi oleh Nuning Isdiati.
Untuk pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari penelitian SPJ Tahap I yang telah di buat Tim pengelola keuangan desa Sumberdalem agar sesuai dengan rencana dan pembelanjaannya juga kegiatan yang telah terdanai sudah dilaksanakan dari bidang Ekonomi kerakyatan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sampai dengan kegiatan Insfrastrukturnya juga di cek sampai lokasi kegiatan.
Evaluasi yang diadakan secara periodik ini bertujuan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan yang didanai oleh ADD baik bidang fisik infrastruktur maupun bidang pemberdayaan masyarakat. Disamping itu juga untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan dalam penggunaan Alokasi Dana Desa. "kami mengharapkan pengelolaan ADD pada tahun ini tidak menyisakan masalah dan tepat sasaran," imbuh Tukirman.
Dalam evaluasi yang berlangsung hari Selasa (8/11) lalu ini sumberdalem secara keseluruhan sudah dalam kategori baik walau masih ada sedikit kekurangan dan tidak ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan pengelolaan ADD, apabila sampai bulan Oktober belum menyetorkan SPJ ADD tahap I. Keterlambatan itu dapat menyebabkan desa mendapatkan penalti berupa pengurangan jatah ADD sebesar 15% pada tahap berikutnya.
"Kami masih terus membina desa yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan SPJnya mengingat tahun anggaran yang sudah hampir berakhir," pungkasnya.
Minggu, 06 November 2011
Kurban di Hari Idul Adha
6/11/2011, Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban yang dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di dunia atau juga di sebut bulan haji karena hari dilaksanakanya puncak kegiatan ibadah haji di tanah suci, yang juga dirayakan oleh penduduk di Desa Sumberdalem yang notabene mayoritas adalah penduduk muslim, seluruh masyarakat melaksanakan Sholat Idul Adha di masjid-masjid, berkumandang Takbir dan tahmid untuk mengagungkan Asma Allah SWT di hari yang mulya ini, dalam kutbahnya Kyai Asroruddin mengajak seluruh warga masyarakat untuk itba’ nabi Ibrohim seperti firman Allah SWT “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),” (QS, Al Hajj, 34).
Ada 7 titik tempat kegiatan penyembelihan kurban yang ada di Desa Sumberdalem yaitu di Dusun Sambon, Mlandi, Pangempon lor, Pangempon Kidul, Sumbersari, Mlandi dukuh dan sendang arum dengan jumlah keseluruhan 5 ekor sapi dan 58 ekor kambing, seluruh para muslim yang melaksanakan kurban semata-mata hanya karena Allah SWT dan mengikuti jejak Nabi Ibrohim ketika akan menyembelih Nabi Ismail namun di gantikan dengan kurban karena petunjuk dari Allah SWT.
Senin, 31 Oktober 2011
Tekun Beternak Kambing
31-10-2011, Bulan Haji (Idul Adha)yang selalu dinanti oleh H. Sugito Diharjo, 55 tahun warga Dusun Mlandi dukuh RT 01 RW 01 Desa Sumberdalem Kec. Kertek seorang peternak kambing yang sudah menekuni profesi tersebut selama 5 tahun, jauhari sudah mempersiapkan banyak kambing untuk dipersiapkan di jual kepada para pembeli yang akan di gunakan sebagai hewan kurban di tahun ini, sudah banyak pembeli yang mendatangi kandangnya yang berada di dekat rumahnya, kambing tersebut yang memenuhi syarat2 sebagi hewan kurban , semakin dekat hari raya Idul Adha semakin besar pesanan, beliau mematok harga sesuai pasar dan sangat terjangkau , dari harga dari Rp, 1 juta sampai dengan 3 juta, dan siap diantarkan sampai tujuan.
Dengan di bantu 2 orang pekerja yang mencarikan rumput dan ampas tahu sebagai pakannya dipelihara 120 ekor kambing didalam kandang yang berukuran + 200 meter yang setiap pasaran yaitu kliwon dan legi mengeluarkan untuk di jual dan dipasarkan di pasar lokal namun ada juga yang langsung datang kekandangnya, juga membeli bibit yang baru untuk dipelihara dan dibesarkan dari umur 7 sampai 10 bulan, begitulah perputaran perekonomian yang di lakukan dengan manajemen yang baik , dan juga sebagai penyedia daging sapi yang di pasarkan oleh istrinya Sabariyah di los daging pasar kertek.
Ketekunannya diawali dari pembuatan kandang sederhana yang Cuma dipelihara 10 ekor kambing yang berjalan selama 5 tahun sehinga sampai mencapai 120 ini dijadikan pokok mata pencahariannya, selain itu juga menerima jual beli Kulit sapi atau kambing sebagai sampingan dari profesi tersebut.
Selasa, 25 Oktober 2011
Pendataan Pertanahan (MPBM)
25/10/2011, Kegiatan Manajemen Pertanahan Berbasis Masyarakat (MPBM) yang dilaksanakan di mulai hari senin 24 Oktober 2011 dari tahap awal yaitu Inventarisasi data dengan cara Pendataan yang dilakukan oleh tim 9 kepada seluruh warga desa yang memiliki tanah perorangan maupun lainnya yang digunakan untuk pertanian atau non pertanian dengan target waktu sampai bulan desember 2011 harus sudah selesai dengan entry data dan pembukuannya.
Dengan adanya kegiatan tersebut seluruh warga desa mempersiapkan diri untuk di datangi oleh tim 9 yang telah di tugaskan dari desa yang akan mendata kepemilikan tanah warga yang di buktikan dengan Sertifikat, Akte Tanah, Segel, Petuk C atau minimal dengan Surat Penarikan Pajak Tanah (SPPT) sebagai pedoman dalam pengisian kuisioner yang telah disediakan terdiri dari data Obyek tanah yaitu berkaitan dengan lokasi tanah pengunaannya Subyek Tanah, dan dan juga data dukung lain seperti KTP atau Kartu Keluarga, tim sembilan dikerahkan di masing-masing pedukuhan dan diharapkan teliti dan cermat agar bisa mendapatkan hasil data yang valid.
Data yang telah di dapatkan dari hasil pendataan tersebut akan di verivikasi dan diadakan pengecekan di tingkat desa dilanjutkan dengan entry data dan diolah lalu di bukukan sebagai acuan atau pedoman Pemerintahan desa dalam proses Mutasi Pertanahan atau sebagai data dasar Monografi desa, dan dengan data pertanahan yang lengkap dan valid akan mengurangi permasalahan kepemilikan tanah di desa yang menimbulkan perebutan hak milik karena kurang jelasnya status tanah tersebut.
Pemerintah Desa akan meng inventarisir tanah Desa yang berupa tanah bengkok, tanah kas desa, dan tanah desa lainyya agar bisa di ketaui secara jelas dari lokasi dan penggunaan tanah tersebut, dan diharapkan untuk bisa berlanjut dengan penyertifikatan tanah desa yang dianggarkan dari keuangan desa yang ada.
Langganan:
Postingan (Atom)